A. KONSEP DASAR
Farmakologi
berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan).
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara
kerjanya pada system biologis. Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai
obat. Farmasi (English: pharmacy, Latin: pharmacon) adalah bidang
profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan
ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan
keamanan penggunaan obat. Profesional bidang farmasis disebut farmasis
atau apoteker. Farmakologi Klinik adalah ilmu farmakologi yang
mempelajari pengaruh kondisi klinis pasien terhadap efikasi obat,
misalkan kondisi hamil dan menyusui, neonates dan anak, geriatric,
inefisiensi ginjal dan hepar. Farmakologi Terapi atau sering disebut
farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari pemanfaatan obat untuk tujuan
terapi. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan
kimia yang merugikan bagi organisme hidup.
II. Konsep Dasar Farmakodinamika
Farmakodinamika mempelajari efek obat dalam tubuh atau jaringan hidup atau memelajari pengeruh obat terhadap fisiologi tubuh.
1. Mekanisme Obat
Efek
obat terjadi karena interaksi fisiko-kimiawi antara obat atau metabolit
aktif dengan reseptor atau bagian tertentu dalam tubuh. Obat bekerja
melalui mekanisme sbb:
a. Interaksi obat-reseptor
Obat+Reseptor
memberikan efek farmakologi, disebut agonis. Contoh: agonis reseptor
kolinergik/muskarinik a.l. carbakol, arecolin, methakolin, pilokarpin.
Obat+Reseptor menghalangi obat lain memberikan efek farmakologi, disebut
antagonis. Contoh: antagonis reseptor kolinergik a.l. atropine,
ipatropium, skopolamin.
b. Interaksi obat-enzim
Contoh: obat penghambat enzim asetil kolin esterase (ACE) sehingga memberikan efek kolinergik a.l. neostigmin, parathion.
c. Kerja non-spesifik (tanpa ikatan dengan reseptor atau enzim)
Contoh: Na-bikarbonas (merubah pH cairan tubuh), alcohol (denaturasi protein), norit (mengikat racun atau bakteri)
2. Reseptor Obat
Reseptor
dapat berupa protein, asam nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak yang
merupakan bagian dari sel, ribosom, atau bagian lain. Semakin banyak
obat yang menduduki reseptor, berbanding lurus dengan kadar obat dalam
plasma. Reseptor yang umumnya dikenal reseptor kolinergik/muskarinik,
reseptor alfa-adrenergik (alfa-1 & alfa-2), reseptor beta-adrenergik
(beta-1 & beta-2).
3. Transmisi Sinyal Obat
Interaksi obat dengan reseptor bisa menghasilkan efek agonis, agonis parsial, antagonis kompetitif dan antagonis non-kompetitif.
4. Interaksi Obat-Reseptor
Interaksi
obat-reseptor sering dianalogikan sebagai GEMBOK-KUNCI. Obat adalah
Kunci, Reseptor adalah Gembok. Kecocokan obat dengan reseptor tertentu
tergantung pada struktur molekulnya.
5. Kerja Obat yang Tidak Diperantarai Reseptor disebut juga Kerja Non Spesifik.
B. FARMAKOLOGI DAN SISTEM IMUN
1. IMUNISASI
• Imunisasi adalah memberikan perlindungan spesifik terhadap patogen-patogen tertentu.
• Imunitas spesifik bisa didapat dari imunisasi aktif atau pasif dan dapat terjadi secara alamiah atau buatan.
Anti Tetanus Serum
• Nama : Tetanus antitoxins.
•
Sifat Fisikokimia : Serum yang dibuat dari plasma kuda yang dikebalkan
terhadap toksin tetanus. Plasma ini dimurnikan dan dipekatkan serta
mengandung fenol 0.25% sebagai pengawet.
• Bentuk Sediaan : Ampul 1 ml (1.500 IU), 2 ml (10.000 IU). Vial 5 ml (20.000 IU)
• Indikasi : Pencegahan dan pengobatan tetanus.
•
Farmakologi : Menetralkan toksin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani dan digunakan untuk memberikan kekebalan pasif sementara terhadap
tetanus, tetapi imunoglobulin tetanus lebih disukai
Analgetik, Antipiretik & Antihist amin
• Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran.
• Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
• Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau pembengkakan.
• Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin
Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Analgetik Perifer (non narkotik) . Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.
2. Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur dan kanker.
Obat golongan Antiinflamasi non Steroid
• Turunan asam salisilat : aspirin, salisilamid,diflunisal.
• Turunan 5-pirazolidindion : Fenilbutazon, Oksifenbutazon.
• Turunan asam N-antranilat : Asam mefenamat, Asam flufenamat
• Turunan asam arilasetat : Natrium diklofenak, Ibuprofen, Ketoprofen.
• Turunan heteroarilasetat : Indometasin.
• Turunan oksikam : Peroksikam, Tenoksikam.
2. ANTIHISTAMIN
•
Obat yang dapat mengurangi a/ menghilangkan kerja histamin dalam tubuh
melalui mekanisme p’hambatan bersaing pada sisi reseptor H1 dan H2
• Antagonis-H1 : untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi.
• Antagonis-H2 : untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan tukak lambung
3. HISTAMIN
• Senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh ( sel mast & basofil ).
•
Berperan thd berbagai proses fisiologis penting yaitu mediator kimia
yang dikeluarkan pada fenomena alergi seperti rhinitis, asma, urtikaria,
pruritis dan anafilaksis.
Efek Histamin + reseptor H1
• Kontraksi
otot polos usus & bronki, Meningkatkan permeabilitas vaskular,
Meningkatkan sekresi mukus peningkatan cGMP dl sel, Vasodilatasi arteri
permeabel thd cairan & plasma protein sembab, pruritik, dermatitis,
& urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis-H1
• Contoh antagonis H1 : diphenhydramine, chlorpheniramine, fexofenadine, loratadine
Efek Histamin + reseptor H2
•
Meningkatkan kecepatan kerja jantung, Meningkatkan sekresi asam lambung
penurunan cGMP dl sel & peningkatan cAMP dl sel tukak lambung. Efek
ini diblok oleh antagonis-H2
• Contoh Antagonis H2: Simetidin, Ranitidin HCL, Famotidin, Roksatidin Asetat HCl
4. KORTIKOSTEROID
•
Obat-obat golongan kortikosteroid seperti prednison, dexametason dan
hydrocortisone memiliki potensi efek terapi yang cukup ampuh dalam
pengobatan berbagai penyakit seperti asma, lupus, rheumatoid arthritis
dan berbagai kasus inflamasi lainnya.
• Tapi kortikosteroid juga
memiliki berbagai efek samping, oleh karena itu sebelum menggunakan
kortikosteroid apalagi dalam jangka waktu lama dan dosis tinggi
sebaiknya berhati-hati
C. FARMAKOLOGI DAN SISTEM HEMATOLOGI
Antikoagulan
Dibagi menjadi 2 sub-kelompok, yaitu
1. Antikoagulan parenteral, contoh : Heparin
2.
Antikoagulan oral, contoh : Warfarin. Antikoagulan oral
mengantagonisasi efek vitamin K. Efek samping utama semua antikoagulan
oral adalah pendarahan
Antiplatelet
• Antiplatelet
(antitrombosit) bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet,
sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri, di
mana trombi terbentuk melalui agregasi platelet.
• Contoh : Asetosal, Dipiridamol
Fibrinolitik
•
Fibrinolitik yang bekerja sebagai trombolitik dengan cara mengaktifkan
plasminogen untuk membentuk plasmin, yang lebih lanjut mendegradasi
fibrin dan dengan demikian memecah trombus.
• Contoh : streptokinase, urokinase, alteplase.
Hemostatik dan antifibrinolitik
• Defisiensi faktor pembekuan darah dapat menyebabkan pendarahan.
• Pendarahan spontan timbul apabila aktivitas faktor pembekuan kurang dari 5% normal.
• Contoh obat : Asam traneksamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar