Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorinya, termasuk rambut, kuku,
kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli
perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Fungsi dari sistem integumen sendiri adalah
melindungi struktur internal,
mencegah masuknya kuman penyebab penyakit, mengatur suhu tubuh, melakukan proses ekskresi melalui
keringat,
melindungi bahaya sinar matahari,
dan juga memproduksi vitamin D.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari anatomi
fisiologi sistem integumen.
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kulit luar.
Kulit luar ini jika dikumpulkan akan menjadi organ terbesar dari tubuh. Luas
permukaannya sendiri adalah sekitar 18 meter persegi. Epidermis memiliki
beberapa lapisan yang mengandung empat jenis sel, yaitu :
a. Stratum
korneum.
Lapisan
ini terdiri dari banyak lapisan tanduk (keratinasi), gepeng, kering, tidak
berinti, inti selnya sudah mati, dan megandung zat keratin.
b. Stratum
lusidum.
Selnya
pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus
sinar.
Lapisan
ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki. Dalam lapisan terlihat
seperti suatu pipa yang bening, batas-batas sel sudah tidak begitu terlihat
disebut stratum lusidum.
c. Stratum
granulosum.
Lapisan
ini terdiri dari 2-3 lapis sel pipih seperti kumparan dengan inti ditengah dan
sitoplasma berisi butiran (granula) keratohiali atau gabungan keratin dengan
hialin. Lapisan ini menghalangi benda asing, kuman dan bahan kimia masuk ke
dalam tubuh.
d. Stratum
spinosum/stratum akantosum.
Lapisan
ini merupakan lapisan yang paling tebal dan dapat mencapai 0,2 mm terdiri dari
5-8 lapisan. sel-selnya disebut spinosum karena jika dilihat di bawah
mikroskop, sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya polygonal/banyak sudut
dari mempunyai tanduk (spina). Lapisan ini berfungsi untuk menahan gesekan dan
tekanan dari luar. Bentuknya tebal dan terdapat di daerah tubuh yang banyak
bersentuhan atau menahan beban dan tekanan seperti tumit dan pangkal telapak
kaki.
Disebut
akantosum sebab sel-selnya berduri. Ternyata spina atau tanduk tersebut ada
hubungan antara sel yang lain yang disebut intercelulair bridges atau jembatan
interselular.
e. Stratum
Basal/Germinativum.
Disebut
stratum basal karena sel-selnya terletak dibagian basal/basis, stratum
germinativum menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
Bentuknya
silindris (tabung) dengan inti yang lonjong. Di dalamnya terdapat butir-butir
yang halus disebut butir melanin warna.
Sel
tersebut disusun seperti pagar pagar (palisade) dibagian bawah sel tersebut
terdapat suatu membran disebut membran basalis, sel-sel basalis dengan membran
basalis merupakan batas terbawah dari pada epidermis dengan dermis.
2.
Dermis
Dermis adalah lapisan kulit yang berada di bawah
epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen (protein penguat), serat
retikuler (serat protein yang berfungsi sebagai penyokong), dan serat elastis
(protein yang berperan dalam elastisitas kulit).
Dermis merupakan lapisan kedua dari kulit, batas
dengan epidermis dilapisi oleh membrane basalis dan di sebelah bawah berbatasan
dengan subkutis tapi batas ini tidak jelas hanya diambil sebagai patokan ialah
mulainya terdapat sel lemak.
Dermis terdiri dari 2 lapisan :
1. Bagian atas, Pars Papilaris (stratum papilar).
2. Bagian bawah, Retikularis (stratum retikularis).
Batas antara pars papilaris dengan pars retikularis
adalah bagian bawahnya sampai ke subkutis. Baik pars papilaris maupun pars
retikularis terdiri dari serabut-serabut yaitu serabut kolagen, serabut
elastis, dan serabut retikulus.
Serabut ini saling beranyaman dan masing-masing
mempunyai tugas yang berbeda. Serabut kolagen, untuk memberikan kekuatan kepada
kulit, serabut elastic untuk memberikan kelenturan pada kulit, dan retikulus terdapat
terutama disekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada
alat tersebut.
a) Unsur
sel dermis
Unsure utama sel dermis adalah fibroblast, makrofag,
dan terdapat sel lemak yang berkelompok. Disamping itu ada juga sel jaringan
ikat bercabang dan berpigmen pada lingkungan epidermis yang banyak mengandung
pigmen misalnya areola mammae dan sekitar anus.
b) Serat
otot
Serat otot polos dijumpai di dalam dermis tersusun
membentuk berkas dihubungkan dengan folikel rambut (muskulus erector fili)
bertebaran diseluruh dermis dalam jumlah yang cukup banyak pada kulit, puting
susu, penis, skrotum dan sebagian perenium.
3.
Hipodermis
Lapisan
ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan
kulit dengan struktur internal seperti otot dan tulang. Terdapat pembuluh
darah, saraf dan limfe dengan jaringan penyambung yang terisi sel lemak.
Jaringan lemak bekerja sebagai penyekat panas dan menyediakan penyangga bagi
lapisan kulit diatasnya.
Pembuluh
darah kulit terdiri dari Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak
dan diantara gerombolan ini berjalan serabut-serabut jaringan ikat dermis.
Sel-sel lemak ini bentuknya bulat dengan intinya terdesak ke pinggir, sehingga
membentuk seperti cincin.
Lapisan
lemak ini di sebut perikulus adiposus, yang tebalnya tidak sama pada tiap-tiap
tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak sama
(berlainan).
Guna
perikulus adiposus adalah sebagai Shok breker (pegas) bila tekanan trauma
mekanis yang menimpa pada kulit, Isolator panas atau untuk mempertahankan suhu,
penimbun kalori, dan tambahan untuk kecantikan tubuh. Di bawah subkutis
terdapat selaput otot kemudian baru terdapat otot.
Jaringan
kulit.
Kulit disebut juga integument atau kutis yang
tumbuh dari dua macam jaringan yaitu jaringan epitel yang menumbuhkan lapisan
epidermis dan jaringan pengikat (penunjang) yang menumbuhkan lapisan dermis (kulit dalam).
Kelenjar-kelenjar
kulit
1. Kelenjar
sebasea
Kelenjar ini berhubungan dengan folikel rambut yang
bermuara dalam sebuah folikel rambut. Kelenjar yang tidak berhubungan dengan
folikel rambut bermuara langsung ke permukaan kulit seperti yang terdapat pada
glans penis, labium minus, dan kelenjar tarsalia pada kelopak mata.
Kelenjar ini terletak dalam dermis dan tidak
terdapat pada kulit telapak kaki dan tangan. Perkembangan dan pertumbuhan
kelenjar sebasea terutama terjadi selama pubertas di bawah control hormone,
sekresi sebum terjadi terus menerus dan bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan kulit.
2. Kelenjar
keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular bergelung
yang tidak bercabang, terdapat pada seluruh kulit kecuali pada dasar kuku,
batas bibir, glans penis dan gendang telinga. Kelenjar ini paling banyak
terdapat pada telapak tangan dan kaki. Bagian sekretorisnya terletak di dalam
dermis atau hypodermis dan bergabung membentuk massa tersendiri.
Duktusnya keluar menuju epidermis dan berjalan
berkelok-kelok menyatu dengan epidermis dan berjalan spiral untuk mencapai
permukaan kulit. Tempat bermuaranya disebut pori keringat. Terdapat 2 macam
kelenjar keringat yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
a. Kelenjar
keringat ekrin.
Tersebar
diseluruh kulit tubuh, kecuali kulup penis bagian dalam dan telinga luar,
telapak tangan, telapak kaki dan dahi. Badan kelenjar terdapat diantara
perbatasan kulit ari (epidermis) dan kulit dermis. Salurannya berkelok-kelok
keluar dan berada pada lapisan jangat yang berjalan lurus ke pori-pori
keringat.
b. Kelenjar
keringat apokrin.
Kelenjar
keringat yang besar dan hanya dapat ditemukan pada ketiak, kulit puting susu,
kulit sekitar alat kelamin dan dubur. Kelenjar ini terletak lebih dalam dan
saluran keduanya berbelok-belok kemudian lurus menuju epidermis dan bermuara
pada folikel rambut.
3. Kelenjar
payudara (glandula mamae)
Glandula mamae termasuk kelenjar kulit karena
berasal dari lapisan ektodermal yang secara fungsional termasuk sistem
reproduksi. Kelenjar ini terletak di atas fasia pektoralis superfisilis yang
dihubungkan dengan perantaraan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak.
Kelenjar ini melekat erat dengan kulit diatasnya. Disekitar putting susu
(papila mamae) terdapat reticulum kutis yang tumbuh dengan baik dan dinamakan
ligamentum suspensorium. Ke dalam putting susu bermuara 15-20 duktuli
laktiferus.
Disekitar papilla mamae terdapat areala mamae yang
mengandung kelenjar sebasea montgomeri (glandula areola mammae) yang berfungsi
untuk melindungi dan melicinkan putting susu pada waktu bayi mengisap. Pada
wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui, alveoli tampak kecil dan padat
berisi sel-sel granular. Pada waktu hamil, alveoli akan membesar dan sel-sel
membesar.
Pigmentasi
kulit.
Warna
kulit ditentukan oleh faktor warna kulitnya sendiri. Kandungan karoten (pigmen)
darah pada pembuluh darah, dermis memberikan warna kemerahan dan kandungan
pigmen melanin memberikan bayangan coklat.
Melanin
terletak di dalam lapisan basal dan bagian bawah lapisan taju yang dibuat oleh
epidermis khusus yaitu melanosit yang bertebaran diantara keratinosit lapis
basal dan lapis taju dalam folikel rambut dan jaringan ikat dermis. Perbedaan
warna kulit disebabkan oleh karena perbedaan jumlah dan ukuran melanosom di
dalam keratinosit.
Pigmentasi
kulit tergantung dari berbagai faktor yaitu keturunan, hormone, dan lingkungan.
Faktor genetic mempengaruhi ukuran satuan melanin epidermis. Hormone pemacu
malanosit MSH (melanosit stimulating hormon) merangsang perpindahan melanosom
ke dalam cabang-cabang sitoplasma melanosit dan keratinosit. Faktor lingkungan
seperti ultraviolet meningkatkan kegiatan enzim melanosit serta meningkatkan
produksi melanin dan penimbunannya di dalam keratinosit sehingga kulit menjadi
coklat.
Pembuluh Darah
1) Anyaman
pembuluh nadi kulit atas atau luar.
Anyaman
ini terdapat antara stratum papilaris dan stratum retikularis, dari anyaman ini
berjalan arteriole pada tiap-tiap papilla kori.
2) Anyaman
pembuluh darah nadi kulit bawah atau dalam.
Anyaman
ini terdapat antar korium dan subkutis, anyaman ini memberikan cabang-cabang
pembuluh nadi kea lat-alat tambahan yang terdapat di korium.
Dalam hal ini percabangan juga membentuk anyaman
pembuluh nadi yang terdapat pada lapisan subkutis. Cabang-cabang ini kemudian
akan menjadi pembuluh darah balik/vena yang juga akan membentuk anyaman, yaitu
anyaman pembuluh darah balik yang ke dalam.
Peredaran darah dalam kulit adalah penting sekali
oleh karena diperkirakan 1/5 dari darah yang beredar malalui kulit. Disamping
itu pembuluh darah pada kulit sangat cepat menyempit/melebar oleh pengaruh atau
rangsangan panas, dingin, tekanan sakit, nyaeri dan emosi, penyempitan dan
pelebaran ini terjadi secara reflek.
Saraf
kulit.
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang
saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik.
Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakkan
sel-sel otot yang terdapat pada kulit, sedangkan saraf sensorik berguna untuk
menerima rangsangan yang terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung,
saraf sensorik ini membentuk bermacam-macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
Ujung-ujung saraf yang bebas untuk menerima
rangsangan sakit/nyeri banyak terdapat di epidermis, disini ujung-ujung
sarafnya mempunyai bentuk yang khas yang sudah merupakan suatu organ.
Pelengkap kulit
1. Kuku
Kuku merupakan lempeng yang membentuk pelindung
pembungkus permukaan dorsal falang terkhir jaringan dan jari kaki. Strukturnya
berhubungan dengan dermis dan epidermis.
Struktur kuku.
Alat kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku,
epidermis yang tepat di bawahnya menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila
dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan kulit yang merupakan dinding kuku.
Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada
pembuluh kapiler darah di dalam dasar
kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke
permukaan lempeng kuku sebgai epikondrium atau kutikula.
Pertumbuhan
kuku.
Dengan
bertambahnya sel-sel baru dalam akar, kuku menghasilkan geseran lambat lempeng
kuku di atas dasr kuku. Laju pertumbuhan kuku rata-rata 0,5 mm perminggu.
2. Rambut.
Rambut merupakan benang keratin elastic yang
berkembang dari epidermis dan tersebar disekujur tubuh kecuali telapak kaki dan
telapak tangan, permukaan dorsal falang distal, lingkung lubang dubur dan
urogenital. Setiap rambut mempunyai batang yang bebas dan akan yang tertanam
dalam kulit.
Akar rambut dibungkus oleh folikel rambut yang
berbentuk dari bagian yang bersal dari epidermis (epitel) dan bagian yang
berasal dari dermis (jaringan ikat).
a)
Struktur rambut
Medula. Merupakn bagian tengah rambut yang longgar
terdiri dari 2-3 lapis sel kubis yang mengkerut satu sam lain, dan dipisahkn
oleh ruang berisi udara.
Korteks. Merupakan bagian utama rambut yang
terbentuk dari beberapa lapis sel gepeng, panjang, dan berbentuk gelombang yang
membentuk keratin keras.
Kutikula. Terdapat pada permukaan, selapis sel
tipis, jernih dan kutikula tidak berinti, kecuali yang terdapat pada akar
rambut.
b) Folikel
rambut.
Folikel rambut merupakan selubung yang terdiri dari
sarung jaringan ikat bagian luar (sarang akar dermis) yang berasal dari dermis
dan sarung akar epitel bagian dalam berasal dari epidermis. Folikel yang
mengembung membentuk bulbus rambut dan berhubungan dengan papilla di tempat
persatuan akar rambut dan selubungnya.
c) Sarung
akar asal dermis.
Lapisan paling luar berkas serat kolagen kasar yang
berjalan memanjang sesuai dengan lapisan reticular dermis.
Lapisan tengah lebih tebal sesuai dengan lapisan
papilla dermis. Lapisan dalam berupa sabk homogeny sempit yang disebut glassy,
membrane basal di bawah epidermis. Sarung akar rambut luar mempunyai selapis
sel polygonal yang menyerupai sel-sel stratum spinosum epidermis.
Sedangkan sarung akar rambut dalam merupakan sarung
berat tanduk yang membungkus akar rambut yang sedang tumbuh, menghasilkan
keratin lunak, juga ditemukan pada epidermis.
B. Fisiologi Integumen
1. Termoregulasi
Adalah Kemampuan yang dimiliki oleh hewan untuk
mempertahankan panas tubuhnya. Hewan dibagi menjadi dua :
a. Hewan
Poikiloterm
Yaitu hewan yang suhu
tubuhnya selalu berubah seiring dengan berubahnya suhu lingkungan.
b. Hewan
Homeoterm
Yaitu hewan yang suhu
tubuhnya selalu konstan/tidak berubah sekalipun suhu lingkungannya sangat
berubah.
Suhu Tubuh
Suhu
optimal sesuai keadaan tubuh Suhu tubuh :
a. Suhu
inti konstan
b. Suhu
permukaan berubah-ubah
Kehilangan Panas
Suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan panas
dibuang dengan cara Radiasi dan Konduksi
Suhu kulit lebih rendah dari suhu lingkungan panas
masuk tubuh dengan cara Radiasi dan konveksi
Pengaturan suhu tubuh
(termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen
dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
(cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun,
ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh
hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan
dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia.
Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil
metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada
kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Mekanisme
perubahan panas tubuh
Terjadi
dengan 4 proses
- Konduksi
adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda.
- Konveksi
adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan
tubuh.
- Radiasi
adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar
obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari.
- Evaporasi
proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam
bentuk gas
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi
terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia
dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon
yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm
(misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok
dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan
panas di dalam sarangnya.
Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya
dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa
hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk
menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh.
Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam
termoregulasi.
2.
Termodinamika
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan
termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud
atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi
berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika"
biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep
utama dalam termodinamika adalah proses
kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan
hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang
diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak
tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan.
Fungsi kulit sebagai pengatur panas.
Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi perubahan
suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara panas yang dihasilkan
oleh pusat pengatur panas, medulla oblongata. Suhu normal dalam tubuh yaitu
suhu visceral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit lebih rendah. Pengendalian
persarafan dan vasomotorik dari arterial kutan ada dua cara yaitu vasodilatasi
(kapiler melebar, kulit menjadi panas dan kelebihan panas dipancarkan ke
kelenjar keringat sehingga terjadi penguapan cairan pada permukaan tubuh) dan
vasokonstriksi (pembuluh darah mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin,
hilangnya keringat dibatasi, dan panas suhu tubuh tidak dikeluarkan).
Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan
keringat, kontraksi otot, dan pembuluuh daarh kulit. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskular
dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin).
- Fungsi
ekskresi.
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang
tidak berguna lagi atau zat sisa metabolism dalam tubuh berupa NaCl, urea,
asamurat, dan amonia. Sebum yang diproduksi oleh kulit berguna untuk melindungi
kulit karena lapisan sebum (bahan berminyak yang melindungikulit) ini menahan
air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produksi kelenjar
lemak dan keringat menyebabkan keasaman pada kulit.
- Fungsi
persepsi.
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Respons terhadap rangsangan panas diperankan oleh dermis
dan subkutis, terhadap dingin diperankan oleh dermis, perabaan diperankan oleh
papilla dermis dan markel renvier, sedangkan tekanan diperankan oleh epidermis.
Serabut saraf sensorik lebih banyak jumlahnya didaerah yang erotik.
- Reaksi putih.
Bila ujung suatu objek ditekan perlahan-lahan
pada kulit, garis tekanan menjadi pucat (reaksi putih). Rangsangan mekanik
menimbulkan konstriksi sfingter kapiler dan darah mengalir keluar dari kapiler,
respons ini tampak kira-kira 15 detik.
- Tripel Respons.
Bila kulit ditekan lebih keras lagi dengan alat yang
runcing, sebagian reaksi putih terdapat kemerahan. Pada tempat tersebut diikuti
pembengkakan, bintik kemerahan sekitar luka yang disebabkan dilatasi kapiler
merupakan suatu respons langsung dari kapiler terhadap tekanan. Pembengkakan
local disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan venolus. Kemerahan
karena dilatasi arteriola dan denarvasi karena hambatan saraf menimbulkan rasa
nyeri.
- Hiperemia Aktif.
Hiperemia aktif yaitu kelainan jumlah darah dalam
suatudaerah yang dihidupkan kembali setelah periode penyumbatan atau tekanan.
Respons pembuluh darah yang terjadi pada organ dalam kulit darah mengalir dalam
pembuluh darah yang melebar membuat kulit menjadi sangat merah karena efek
lokal hipoksia dan dipengaruhi oleh zat kimia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar