Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan
jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun
kurang lebih 50%. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon,
ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur
ini. (Price,S.A,1995 :175)
KOMPONEN SISTEM MUSCULOSKELETAL
A. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara
jaringan ikat lainnya yang terdiri atas hampir 50 % air dan bagian padat,
selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium kurang lebih 67 % dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari
tulang adalah sebagai berikut :
1.
Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2.
Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan
lunak).
3.
Memberikan pergerakan (otot
berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
4.
Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
5.
Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor).
Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh,
selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament. Periosteum mengandung
saraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung
osteoblast . Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis
yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus.
Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship (cekungan pada
permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga
sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra
dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah
dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.
Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima
asupan darah melalui pembuluh metafis
dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient
memasok darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada
yang mengikuti arteri.
Tulang tersusun dari 3 jenis sel
yaitu :
a.
Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik
tulang. Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar
(glukosaminoglikan/ asam polisakarida dan proteoglikan). Matrik tulang
merupakan kerangka dimana garam garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor,
magnesium dan phosphor.
b.
Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang
dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi tulang dan terletak pada
osteon (unit matrik tulang). Osteon yaitu unit fungsional mikroskopik tulang
dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler tedapat matrik
tulang yang disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang
memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus
(kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1
mm).
c.
Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan
matriks tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang. Tidak
seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang
(resorpsi dan pembentukan tulang). Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18%
pertahun.
Gambar
1.1 struktur tulang
Faktor yang berpengaruh terhadap
keseimbangan pembentukan dan reabsorpsi tulang adalah :
a. Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan. Kekurangan vitamin D dapat
menyebabkan deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang.
b. Horman parathyroid dan kalsitonin
Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid
mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah,
peningkatan hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi kalsium,
demineralisasi tulang, dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar
tiroid meningkatkan penimbunan kalsium dalam tulang.
c. Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya
pasokan darah / hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan
tulang mengalami osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan
terjadi bila tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu
tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak diman lebih
banyak terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang
dapat berespon terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah
tulang. Perubahan tesebut membantu
mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan. Matrik organic yang sudah
tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang
relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru memerlukan
matrik organic baru, sehingga memberi tambahan kekuatan tulang. (Price,S.A,1995
: 1179)
Berdasarkan bentuknya tulang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak. Fungsinya sebagai alat
ungkit dari tubuh dan memungkinkan untuk bergerak. Batang atau diafisis
tersusun atas tulang kortikal dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis
tersusun terutama oleh tulang kanselus. Plat epifis memisahkan epifiis dan
diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinalpada anak-anak. Yang pada
orang dewasa akan mengalami kalsifikasi. Misalnya pada tulang humerus dan
femur.
Gambar 1.2 Struktur tulang panjang
2. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan
tarsalia di kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan.
Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan
luar dari tulang yang padat.
3. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan
iga-iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung organ
vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat
penting untuk hematopoesis. Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara
2 tulang kortikal.
4. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur
tulang tidak teratur, terdiri dari tulang kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan
tulang wajah.
5. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian
dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial. Contoh : tulang patella (Kap
lutut).
Bentuk dan kontruksi tulang
ditentukan fungsi dan gaya
yang bekerja padanya.
Kerangka
Sebagian besar tersusun atas tulang. Kerangka tulang merupakan kerangka
yang kuat untuk menyangga struktur tubuh.
Kerangka dibagi menjadi :
1. Kerangka aksial
Kerangka aksial
terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu
- Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal
(2),frontal, oksipital, stenoid, dan etmoid.
Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu tulang maksila (2), zigomatikus
(2), nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha inferior (2),mandibula dan
vomer.
- Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur,
terbentang antara tengkorak dan pelvis. Juga merupakan tempat melekatnya iga
dan otot punggung. Kolumna vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12
vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra
koksigius.
- Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan. Thoraks berupa sebuah
rongga berbentuk kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga
yang melingkar dari tulang belakang sampai ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch
dan angulus sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni.
Bagian-bagian tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta
melindungi otak, medulla spinalis dan organ dalam thoraks.
2. Kerangka Apendikular
Kerangka
apindikuler terdiri atas :
- Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula dan scapula.
Klavikula mempunyai ujung medial yang menempel pada menubrium dekat
suprasternal notch dan ujung lateral yang menempel pada akronion.
- Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang koksae.
Tulang koksae bersama sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang. Ekstremitas
bawah terdiri dari femur, patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.
B. Cartilago (tulang rawan)
Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat,
tetapi fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel
perekat sampai ke kartilago yang berada pada perichondium (serabut yang
membentuk kartilago melalui cairan sinovial), jumlah serabut collagen yang ada
di cartilage menentukan bentuk fibrous, hyaline, elastisitas, fibrous
(fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki kekuatan meregang.
Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline) cartilage
halus, putih, mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari tulang
dan berfungsi sebagai bantalan. Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat
dan terdapat pada telinga bagian luar.
C.
Ligamen
(simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat
keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan
mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari
lutut yang mempertahankan diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate
anterior dan posterior di dalam kapsul lutut yang mempertahankan posisi
anteriorposterior yang stabil. Ligament pada daerah tertentu melengket pada
jaringna lunak untuk mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium yang
melalui ujung tuba ke peritoneum.
D.
Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung
dari otot yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung dari otot dan
menempel kepada tulang. Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang
bersambungan dengan aperiosteum. Selaput tendon berbentuk selubung dari
jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan
dan tumit. Selubung ini bersambungn dengan membrane sinovial yang menjamin
pelumasan sehinggga mudah bergerak.
E.
Fascia
Fascia adalah
suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung di bawah kulit,
sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal, jaringan penyambung
fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah. Yang demikian disebut
fascia dalam.
F.
Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana
digunakan di atas bagian yang bergerak. Misalnya antara tulang dan kulit,
tulang dan tendon, otot-otot. Bursae dibatasi membrane sinovial dan mengandung
caiaran sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang
bergerak seperti olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit.
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara misalnya
dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial). Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon. Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
Secara structural dan fungsional
klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin
gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang
rawan dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung
fibrosa. contohnya sutura pada tulang
tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan sindesmosis (permukaan
sendi dihubungkan oleh membran).
2. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya
dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan. Sendi tersebut
ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan
hanya dapat sedikit bergerak.
Ada
dua tipe kartilago :
- Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan
diliputi oleh tulang rawan hialin
- Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis
tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.
Contohnya :simfisis pubis (bantalan tulang rawan yang mempersatukan kedua
tulang pubis), sendi antara manubrium dan badan sternum, dan sendi temporer /
sendi tulang rawan primer yang dijumpai antara diafisis dan epifisis.
3. Sendi Sinovial/ diarthroses
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.
Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu
lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak
dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang melapisi suatu sendi dan
membungkus tendon-tendo yang melintasi sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang
sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya
bening, tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap
sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula juga sebagi sumber
nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ tubuh. Tulang
rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II dan
proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan. Proteoglikan yang
ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan
rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah
cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi
sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi
kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada
sendi ada 3 kelompok utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler,
dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi,
ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti
supinasi, pronasi, inversion, eversio, protaksio.
Sendi diartrosis terdiri dari:
1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan
gerakan yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung
tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk
ke ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh
sendi peluru adalah hubungan tulang panggul dengan
tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.
2. Sendi engsel
Memungkinkan
gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena
berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah
hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
3. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi,
seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat
pada ibu jari dan pergelangan tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu jari yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.
4. Sendi pivot
Memungkinkan
rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar
pegangan pintu, misal persendian antara radius dan ulna.
5. Sendi peluncur
Memungkinkan
gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah sendi-sendi tulang karpalia di
pergelangan tangan
H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan
terutama adalah jaringan penyambung,
yang tersususn dari sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan
pada jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas
dan peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik. Jenis sel yang
kedua dalam sel penyambung ini adalah sel yang tetap berada dalam jaringan
seperti fibroblast, kondrosit, osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai
macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar dan membuat tiap jenis
jaringan pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah kolagen dan
elastin. Serat-serat elastin memiliki sifat elastis yang penting. Serat ini
didapat dalam ligament, dinding pembuluh darah besar dan kulit. Elastin dipecah
oleh enzim yang disebut elastase.
I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak. Kontraksi otot
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk
mempertahankan temperature tubuh. Jaringan otot terdiri atas semua jaringan
kontraktil. Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian
tubuh otot dikelompokkan dalam :
·
Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
·
Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini
mendapat rangsang dari saraf otonom yang
berkontraksi di luar kesadaran
·
Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar
pengendalian.
Otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan
serabutnya seperti rektus abdominis, menurut kedudukan ototnya seperti
pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti fleksor dan ekstensor. Otot rangka
ada yang berukuran panjang, lebar, rata, membentuk gumpalan masas. Otot rangka
berkontraksi bila ada rangsang. Energi kontaraksi otot diperoleh melalui
pemecahan ATP dan kegiatan calsium.
1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat
dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot
berjalan.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia,
masalah pada system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada
kativitas dan produktivitas penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar