Kamis, 03 April 2014

Konsep Dasar Patofisiologi Keperawatan

Pengertian

Ilmu yang mempelajari proses dasar penyakit dinamakan patologi umum. Dalam arti yang paling luas, patologi pada hakeketnya merupakan pelajaran tentang biologi yang abnormal, pelajaran mengenai keadaan sakit atau gangguan hidup.

Patologi secara garis besar terbagi menjadi dua cabang yaitu patologi klinik dan patologi anatomi. Patologi klinik mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi secara kimia klinik pada tubuh manusia sebagai akibat dari proses penyakit. Sedangkan patologi anatomi mempelajari dampak penyakit terhadap tubuh manusia secara morfologis. Imunologi dan hematologi merupakan bagian dari patologi klinik. Sedangkan contoh patologi anatomi diantaranya adalah biopsi dan autopsi. Disamping itu masih banyak cabang-cabang ilmu patologi yang semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan klinik.

Patofisiologi adalah studi mengenai fungsi-fungsi yang mengalami gangguan atau fungsi-fungsi yang berubah akibat proses penyakit. Patofisiologi merupakan ilmu yang bersifat integratif yang menggambarkan konsep-konsep dari banyak ilmu dasar dan klinis, termasuk anatomi, fisiologi, biokimia, biologi sel dan molekuler, genetika, farmakologi dan patologi.


Manfaat Bagi Perawat

Patofisiologi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang sangat penting manfaatnya bagi perawat dalam menjalankan tugasnya. Peran dan fungsi perawat pada hakekatnya adalah membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dasar yang terganggu akibat ketidakmampuan, ketidakmauan atau ketidaktahuan.

Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar seringkali terjadi karena ketidakmampuan secara fisik, misalnya seorang klien yang mengalami fraktur cruris tidak dapat memenuhi kebutuhan mobilisasi dan ambulasi. Perawat profesional akan dapat menganalisa dampak fraktur cruris terhadap pemenuhan kebutuhan dasar klien sehingga dapat memberikan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah klien.

Analisis dampak penyakit terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang dipelajari dalam patofisiologi keperawatan menjadi sangat penting dalam menganalisa masalah keperawatan yang muncul sebagai akibat penyakit dan mengidentifikasi penyebabnya sehingga dapat memberikan intervensi keperawatan yang tepat.


Batasan Keadaan Normal

Keadaan normal sulit dijelaskan secara absolut karena keadaan normal merupakan sebuah kontinum yang selalu bergerak antara keadaan normal dan abnormal. Keadaan normal pada setiap individu dapat berbeda-beda mengingat bahwa setiap individu adalah unik dan utuh. Namun keadaan normal dapat dijelaskan sebagai sebuah nilai rata-rata dari berbagai variasi pengukuran. Perbedaan atau variasi keadaan normal pada setiap individu disebabkan karena :

1. Setiap individu mempunyai susunan genetik yang berbeda.
2. Setiap individu mempunyai pengalaman yang berbeda dalam berinteraksi dengan lingkungan.
3. Setiap individu mempunyai parameter fisiologis yang berbeda.

Variasi dalam nilai-nilai normal itu dalam kenyataannya berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Pertama, diakui bahwa orang berbeda satu dari yang lainnya karena perbedaan-perbadaan dalam susunan genetik mereka. Dengan demikian maka di dunia ini tidak ada dua orang, kecuali mereka yang berasal dari pembuahan ovum yang sama, mempunyai gen yang percis sama.

Kedua terdapat perbedaan yang berkaitan dengan kenyataan bahwa orang berbeda dalam pengelaman hidup dan interaksinya dengan lingkungan. Ketiga, meskipun pada satu individu, banyak parameter fisiologis dimana mekanisme pengaturan badan berfungsi.

Berdasarkan alasan di atas maka keadaan normal tidak ditentukan dengan sebuah nilai absolut tetapi berdasarkan rentang nilai tertentu. Misalnya kadar normal glukosa dalam darah adalah 70 - 140 mg/dl atau kadar leukosit normal adalah 5.000 - 10.000/mm3.


Batasan Penyakit

Penyakit dapat didefinisikan sebagai sutu bentuk kehidupan di luar batas-batas normal. Tolak ukur yang paling berguna dari batas-batas normal ini berkaitan dengan kemampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan adaptasi terhadap perubahan lingkungan eksterna dalam rangka mempertahankan lingkungan interna yang tetap. Dengan demikian menjaga keadaan interna yang tetap (homeostasis) merupakan suatu ciri penting dari badan yang normal.

Pemeliharaan kestabilan keadaan fisik dan kimia lingkungan cairan interna yang membasuh sel tubuh yang sangat teratur dan terkoordinasi merupakan suatu konsep homeostatis. Homeostasis dapat tercapai bila terdapat keseimbangan secara fisiologis dan psikologis.

Keseimbangan fisiologis tercapai pada saat seluruh sistem tubuh bekerja secara sinergis dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis seperti oksigen, cairan dan elektrolit dan nutrisi. Pemenuhan kebutuhan fisiologi yang sempurna mensyaratkan fungsi psikologis yang normal. Aspek fisiologis dan psikologis saling mempengaruhi dalam mempertahankan keadaan homeostasis. Bila aspek fisiologis terganggu maka mungkin psikologis juga akan terganggu, begitu juga sebaliknya. Contohnya seseorang yang stres secara psikologi dapat kehilangan nafsu makannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Ada juga penyakit-penyakit psikosomatik seperti insomnia, dan gastritis. Gangguan homeostasis akibat ketidakstabilan aspek fisiologis maupun psikologis merupakan penyebab penyakit.


Interaksi Penyakit, Keturunan dan Lingkungan

Penyakit merupakan sebuah bentuk kehidupan yang abnormal dan menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Proses terjadinya penyakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat intrinsik maupun ekstrinsik.

Perubahan lingkungan merupakan faktor ekstrinsik yang memicu timbulnya penyakit. Faktor ekstrinsik dapat menyebabkan penyakit apabila secara instrinsik kapasitas individu dalam mempertahankan diri tidak sepadan dengan perubahan lingkungan. Termasuk ke dalam faktor ekstrinsik diantaranya adalah agen menular, trauma mekanik, zat kimia beracun, radiasi, cuaca yang ekstrim, masalah gizi dan juga masalah psikologis. Sedangkan yang termasuk faktor instrinsik diantaranya adalah usia, jenis kelamin dan penyakit yang pernah diderita.

Penyakit sebagian disebabkan karena faktor lingkungan, tetapi di sisi yang lain penyakit juga disebabkan karena kelainan genetik yang diwariskan (herediter). Diantara keduanya juga terdapat penyakit yang merupakan interaksi antara faktor genetik dan faktor ekstrinsik. Penyakit ini baru muncul pada saat dewasa setelah berinteraksi dengan lingkungan walau sejak lahir sudah mempunyai kelainan secara genetik. Contohnya penyakit arteri koroner lebih sering muncul satu keluarga dekat dan dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti merokok, stres dan konsumsi makanan, sama halnya seperti diabetes dan hipertensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar